KESENIAN BETAWI
1. Ondel-ondel
Sekilas ondel-ondel mirip dengan ogoh-ogoh
dari Bali. Ondel-ondel dipengaruhi oleh budaya
Hindu. Seperti kita ketahui bersama dahulu tanah Betawi pernah dikuasai oleh kerajaan Hindu
Tarumanegara. Pada saat itu pertanian mulai dikenal di tanah
Betawi. Ondel-ondel diarak saat panen raya untuk menghormati Dewi Sri.Sedangkan
lambat laun filosofi ondel-ondel mulai bergeser. Boneka besar setinggi sekitar
2 meter tersebut dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya
yang masih hidup. Makanya ondel-ondel biasanya sengaja ‘ditanggap’ untuk
memeriahkan hajatan besar Betawi. Maksudnya untuk mengusir segala roh jahat
yang akan mengganggu jalannya
2. Gambang KromongSejarah
musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu dengan
digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong.
Sementara alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang,
kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes gambang
kromong tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie
Hu-kong. Biasanya permainan musik ini dikolaborasikan dengan tarian cokek.
3. Tanjidor
Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis yang datang
di Batavia pada abad ke 14 hingga 16. Tanjidorsendiri
berasal dari bahasa Portugis ‘tanger’ yang artinya bermain musik. Hanya saja
lidah Betawi melafalkannya tanjidor.Pada zaman penjajahan Belanda,
tanjidor biasa dimainkan oleh para budak untuk menghibur tuan kompeni dan
para tamu. Sampai sekarang tanjidor masih dimainkan untuk memeriahkan pesta
hajatan orang Betawi.
4. Keroncong Tugu
Sejak abad ke-18 keroncong Tugu popular di kalangan warga Tugu. Warga
Tugu adalah masyarakat Jakartaketurunan
Mardijkers atau bekas
anggota tentara Portugis yang dibebaskan dari tawanan
Belanda. Setelah memeluk agama Kristen, mereka ditempatkan di
Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Sisa
peninggalan gereja tua yang dibangun pada tahun 1600-an menjadi saksi cikal
bakal keturunan Portugis di Tugu.Keroncong Tugu biasa dimainkan oleh warga
terutama muda-mudi saat ‘kongkow’ untuk menikmati malam bulan purnama di tepian
Sungai Ciliwung. Keroncong Tugu juga dibawakan untuk mengiringi kebaktian di
gereja. Alat-alat musik yang digunakan adalah keroncong, biola, ukulele, banjo,
gitar, rebana, kempul dan selo.
5. Orkes Gambus
Irama musik gambus tidak bisa dipisahkan dari unsur budaya Timur
Tengah. Sudah lama orkes gambus menjadi bagian dari kesenian Betawi yang
tumbuh subur di kalangan Betawi keturunan Arab. Biasanya musik gambus dimainkan
untuk mengirimi para penari zapin.
6. Rebana
Musik rebana adalah musik khas Betawi yang bernafaskan
Islam. Musik ini dipeengaruhi oleh budaya Timur Tengah. Sama seperti tanjidor,
musik ini biasanya untuk memeriahkan pesta atau arak-arakan pengantin. Beberapa
jenis musik rebana yang kita kenal, misalnya rebana ketimpring, rebana ngarak,
rebana dor juga rebana biang.
7.Orkes Samrah
Orkes samrah merupakan salah satu bentuk kesenian hasil akulturasi
dengan bangsa Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam orkes samrah
adalah lagu-lagu Betawi tempoe doeloe seperti lagu Burung Putih, Pulo
Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga biasa dipakai
mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang
Kangkung dan lain-lain.Orkes samrah biasa mengiringi tari samrah. Tari samrah
biasa dilakukan oleh pasangan muda-mudi. Gerakannya pun merupakan perpaduan
antara silat Betawi dan gerakan tari khas Betawi lainnya.
Wayang Betawi
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang yaitu wayang kulit dan wayang golek. Wayang merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Betawi dengan budaya Jawa dan Sunda. Namun pengaruh Sunda terasa lebih kental, dengan penggunaan bahasa Betawi medok campur Sunda dalam pertunjukan wayang Betawi.Alat musik utama yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang Betawi ini adalah gamelan yang mirip gamelan Sunda, dan tehyang (alat musik khas Betawi).
Dalam dunia pewayangan Betawi dikenal dua jenis wayang yaitu wayang kulit dan wayang golek. Wayang merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Betawi dengan budaya Jawa dan Sunda. Namun pengaruh Sunda terasa lebih kental, dengan penggunaan bahasa Betawi medok campur Sunda dalam pertunjukan wayang Betawi.Alat musik utama yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang Betawi ini adalah gamelan yang mirip gamelan Sunda, dan tehyang (alat musik khas Betawi).
Lenong BetawiTeater
rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an ini mendapatkan pengaruh
kebudayaan Melayu. Ada dua jenis cerita dalam lenong yaitu Lenong Denes
(bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan) sementara Lenong Preman
berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan. Lenong
Denes biasanya menggunakan bahasa Melayu, sedangkan Lenong Preman menggunakan
bahasa Betawi medok.
. Palang Pintu
Seni Palang PintuPalang Pintu adalah seni budaya yg biasa
nya di gunakan atau dapat dilihat atraksinya di berbagai acara adat betawi,
seperti perkawinan, penerimaan tamu kehormatan, dan lain-lain.
Palang pintu juga di hiasai oleh pantun-pantun betawi, dan
diiringi oleh musik marawis, atau gambang kromong atau tanjidor yang khas
tentunya dengan betawi. Yang menarik adalah, atraksi pencak silat yang
diperagakan umumnya menggunakan senjata tajam sejenis golok, dan si jagoan atau
pengawal tamu atau mempelai pria harus memenangi pertarungan tersebut.
Palang pintu walau terlihat ada kekerasan dengan adu jotos
dan menggunakan senjata tajam, namun budaya yang satu ini cenderung jenaka
karena aksi-aksi para pesilatnya.
Topeng
Blantek
Seni Topeng BlantekSebagai suku asli di Jakarta, Betawi
sangat kaya akan seni dan budaya. Namun, tidak semua kesenian Betawi dikenal
masyarakat secara luas, termasuk seni topeng blantek. Padahal, jauh sebelum
kesenian tradisional Betawi seperti gambang kromong, lenong dan lain sebagainya
dikenal masyarakat, topeng blantek sudah lebih dulu hadir di tengah-tengah
masyarakat Betawi.
Soal asal-usul nama kesenian ini berasal dari dua suku kata,
yaitu topeng dan blantek. Istilah topeng berasal dari bahasa Cina di zaman
Dinasti Ming. Topeng asal kata dari to dan peng. To artinya sandi dan peng
artinya wara. Jadi topeng itu bila dijabarkan berarti sandiwara. Sedangkan
untuk kata blantek ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari
bunyi-bunyian musik yang mengiringinya. Yaitu satu rebana biang, dua rebana
anak dan satu kecrek yang menghasilkan bunyi, blang blang crek. Namun, karena
lidah lokal ingin enaknya saja dalam penyebutan maka munculah istilah blantek.
Pendapat lainnya mengatakan, asal nama blantek berasal dari
Inggris, yaitu blindtexs, yang berarti buta naskah. Marhasan (55), tokoh
pelestari topeng blantek mengatakan, permainan blantek dahulu kala tidak
memakai naskah dan sutradara hanya memberikan gagasan-gagasan garis besar
cerita yang akan dimainkan.
Ciri dari kesenian topeng blantek yaitu terdapat tiga buah
sundung (kayu yang dirangkai berbentuk segi tiga yang biasa digunakan untuk memikul
sayuran, rumput dan lain sebagainya). Yaitu satu sundung berukuran besar dan
dua berukuran kecil yang diletakkan di pentas sebagai pembatas para pemain yang
sedang berlakon dengan panjak dan musik juga dengan para pemain lain yang belum
dapat giliran berlakon. Kemudian perangkat lainnya berupa obor yang diletakkan
di tengah pentas.
Tarian
1.Tari Yapong
Tarian
ini kadangkala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara menari
sesuai permintaan, karena tarian ini penuh dengan variasi. Tari Yapong
merupakan tarian yang penuh kegembiraan dengan gerakan yang dinamis dan erotis.
Tari ini kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop antara lain unsur tari
daerah Sumatera. Selain juga dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, misalnya
dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif naga dengan warna merah
menyala. Pengembangan pakaian tarian ini juga berasal dari tari Kembang Topeng
Betawi yang terlihat jelas dari hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang
disebut toka-toka.
2. Tari Kembang Topeng
Tari ini termasuk yang paling
kaya dengan unsur tari dan juga terpadu dengan unsur teater. Dalam bahasa
Betawi, perkataan topeng dapat berarti tontonan, pertunjukan teater, penari
atau primadona. Pemain Topeng Betawi biasanya dianggap sebagai primadona,
kostumnya paling unik, serba meriah, dan gemerlapan. Dalam upacara
"Kaulan" penari Kembang Topenglah yang diberikan kehormatan bersama
tuan rumah dan anak yang dikaul, bersama memegang piring berisi ketupat kaul
pada waktu mantera kaulan diucapkan, karena memang kebudayaan Betawi masih
identik dengan upacara keagamaan.
3.Tari Samrah
Biasanya para penari samrah menari
berpasang-pasangan dengan gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya
dipengaruhi oleh gerakan silat. Tokoh dalam bidang musik samrah adalah Ali
Sabeni
Tari Cokek
Tarian ini biasanya digunakan untuk
mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, pertunjukan kreasi baru, seperti tari
Sembah Nyai, Sirih Kuning, dan sebagainya. Tarian ini ditarikan berpasangan
antara laki-laki dan perempuan. Tarian ini juga diwarnai oleh budaya China.
Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tabu oleh
sebagian masyarakat. Pakaian penari cokek biasanya terdiri dari baju kurung dan
celana panjang dari bahan semacam sutera berwarna.
Beragam tarian dari Betawi ini
membuktikan kekayaan budaya yang terkandung di sana. Bagi orang Betawi, tentu
tarian ini salah satu tarian yang harus dilestarikan. Namun, bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya, kita patut bangga.
Tari Pencak Silat
tidak bisa dilepaskan dari seni bela diri Pencak Silat
tersebut, karena gerakan dan kostum pada Tari Silat merupakan hasil adaptasi
dari Pencak Silat sendiri. Konon, Silat yang ditarikan dan diiringi musik
adalah upaya perguruan Silat untuk mengelabui Belanda di masa penjajahan.
Setelah sebelumnya para pendekar silat belajar dengan sembunyi-sembunyi. Karena
pada masa itu, segala jenis bela diri dilarang beredar di Indonesia.
Tari Pencak Silat tergolong belum lama berkembang di
Betawi. Sebab selama ini para pelaku silat Betawi tidak terlalu mementingkan
kembangan atau gerakan memperhatikan dan mengawasi musuh. Bagian kembangan ini
di beberapa daerah terkadang menyerupai gerak tari.
Berbeda dengan tari pencak silat di Jawa Barat yang
diiringi gendang pencak, tari silat Betawi diiringi Gambang Kromong dan Rebana
Biang. Tetapi ada pula yang memakai kendang pencak seperti di kawasan Kayu
Manis dan Cirendeu. Akan tetapi instrument kendang pencak pada tari silat
Betawi hanya sebagai pembawa irama saja. Sedangkan di Jawa Barat kendang pencak
difungsikan sebagai pembawa irama sekaligus memberikan penekanan pada
gerakan-gerakan penarinya.
Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi
"palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah
sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah
drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya
menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara kampung setempat yang
dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah
pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan
pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh
para pengawal pengantin pria.
4. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta
Tari Betawi
Tari Silat Betawi
Tari Ondel Ondel Betawi
Tari Kembang Kemor Betawi
Tari Gado Gado DKI Jakarta
Tari Kukila DKI Jakarta
Tari Lenggang Nyai Jakarta
Tari Topeng Gong Betawi
Tari Renggong Manis.
Tarian yang merupakan ungkapan kebahagiaan dan rasa
kebersamaan para remaja putri ini merupakan perpaduan antara budaya Betawi,
Arab, India, dan terutama budaya Cina Klasik. Tidak heran jika melihat
banyaknya pengaruh budaya luar yang banyak masuk ke dalam budaya Betawi,
mengingat letak Jakarta dan adanya pelabuhan Sunda Kelapa sendiri yang
merupakan pintu menuju Indonesia di masa lampau.
Tari Renggong Manis biasa dimainkan dalam acara-acara
resmi. Biasanya ditampilkan pertama sebelum memasuki acara utama, sebagai media
penyambutan tamu. Kebahagiaan tuan rumah atas kedatangan tamunya diasosiasikan
dengan keceriaan Tari Renggong Manis tersebut.
TARI MEONG
: Tari Meong adalah tarian yang menceritakan tentang
kucing-kucing kecil sedang bercanda ria.
Tari Gado-Gado Betawi menggambarkan
tentang kegiatan wanita yang sedang berhias, mempersiapkan diri untuk menyambut
tamu
Tari Kukila merupakan tarian
yang menggambarkan gerak-gerik burung. Baik irama maupun ragam gerak yang
dinamis dan lincah disusun untuk menggambarkan kegesitannya dalam meluncur,
hinggap dan kembali terbang. Tari Kukila adalah satu dari sekian banyak tarian
tradisonal yang gerakannya diambil dari
tingkah laku binatang.
Dalam falsafah Jawa, Kukila termasuk ke dalam lima syarat
paripurnanya hidup seorang lelaki, setelah wisma (rumah), wanondya (istri),
turangga (kendaraan), dan curiga (senjata). Kukila dalam falsafah Jawa tersebut
berarti burung peliharaan sebagai klangenan atau hobi. Esensi dari memiliki
klangenan bertujuan untuk memberikan kesenangan, membuang penat dan menyegarkan
pikiran pemiliknya. Sejatinya hubungan antara Tari Kukila dan falsafah Jawa
tersebut menunjukan apa yang ingin dicapai oleh tarian tersebut. Rangkaian
gerakan yang ditampilkan tersebut diharapkan dapat memberikan kesenangan
tersendiri bagi yang menontonnya
Tari Lenggang Nyai,
tarian yang berasal dari tanah Betawi yang menceritakan kisah Nyai Dasimah.
Asal mula tari lenggang ini berasal dari kisah nyai
dasimah,Nyai Dasimah adalah gadis cantik asal Betawi yang berada dalam kebingunannya memilih dua pilihan pasangan
hidup, seorang Belanda dan Seorang
Indonesia. Ia kemudian menjadi istri seorang Belanda, Edward William. Merasa
terkekang oleh aturan-aturan yang dibuat suaminya, Nyai Dasima menjadikan
alasan tersebut untuk memberontak atas kesewenang-wenangan yang dilakukan
terhadap dirinya. Perjuangan atas hak-hak perempuan itulah yang menginspirasi
Wiwiek Widiastuti untuk mengenang perjuangan Nyai Dasima dalam gerak tarian
Lenggang Nyai.
Karakter tari lenggang nyai lebih banyak menggunakan
bentuk-bentuk gerak yang lincah sebagai personifikasi masyarakat betawi.
Terkadang, seperti yang tidak bisa mengambil keputusan, gerakan tari ini
menunjukan bagaimana ia bergerak pada satu sisi ke sisi lain. selain itu, tari
Lenggang Nyai juga menceritakan keceriaan dan keluwesan gadis belia Betawi dan
tentunya kebahagiaan Nyai Dasima yang bisa menentukan pilihan hidupnya.
Seperti tarian asal Betawi pada umumnya, tarian ini juga
ditampilkan dengan iringan musik Gambang Kromong yang memiliki unsur budaya
Cina. Pun dari segi kostum yang dikenakan oleh para penari. Dominasi warna
merah menyala dan hiasan kepala identik dengan tradisi Cina.
Tari topeng gong